BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Yang dimaksud dengan mesin bakar adalah mesin bakar torak yaitu
mesin penggerak mula yang prinsip kerjanya mengubah energi panas menjadi energi
mekanik, dimana energi tersebut diperoleh dari proses pembakaran bahan bakar
dan udara, dengan demikian maka mesin bakar disebut mesin konversi energi.
Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi dua
golongan, yaitu internal combustion engine dan external combustion engine. Mesin
bakar dikatakan juga mesin pembakaran dalam ( internal combustion engine),
dikatakan demikian sebab mesin bakar menggunakan silinder yang didalamnya
terdapat torak yang bergerak transial, dan didalam silinder tersebut terjadi
pembakaran bahan bakar dengan oksigen. pada mesin pembakar luar (External
Combustion Engine) proses pembakaran terjadi diluar mesin. Energi termal dari
gas hasil pembakaran dipindahkan kefluida kerja mesin melalui beberapa dinding
pemisah. Yang termasuk mesin pembakaran antara lain :
1. Mesin bakar torak,
menggunakan beberapa silinder yang didalam terdapat torak yang bergerak
translasi (bolak balik).
2. Turbin gas, tidak terdapat bagian mesin yang bergerak tranlasi
dan karena itu dapat dikatakan turbin gas bebas dari getaran.
3. Propulsi pancar gas
adalah mesin yang menghasilkan gaya dorong. Gaya tersebut terjadi karena adanya
momentum gas yang mengalir melalui mesin tersebut.
Mesin bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu mesin
bensin (otto) dan mesin diesel. Perbedaan yang utama terletak pada sistem
penyalaannya, bahan bakar pada mesin bensin dinyalakan oleh loncatan bunga api
listrik di antara kedua elektroda busi. Karena itu mesin bensin disebut Spark
Ignition Engine. Mesin diesel adalah mesin bakar torak yang berbeda dengan mesin
bensin, proses penyalaannya bukan dengan loncatan bunga api listrik. Pada
langkah isap hanyalah udara segar saja yang masuk kedalam silinder. Pada waktu
torak mencapai TMA bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder terjadilah proses
penyalaan untuk pembakaran, pada saat udara di dalam silinder sudah
bertemperatur. Mesin 4 langkah, dikatakan demikian karena mesin ini melakukan
satu siklus kerja diperlukan 4 langkah torak, yaitu :
1. Langkah hisap
2. Langkah tekan
3. Langkah usaha
4. Langkah buang
Gambar: 1 Diagram teoritis dan diagram
praktis mesin 4 langkah
Mesin 2 langkah dikatakan mesin ini melakukan satu siklus kerja
diperlukan dua kali langkah torak atau 1 kali putaran poros engkol yaitu :
1. Langkah pengisian kotak
engkol dan pemampatan.
2. Langkah pembilasan dan
udara.
Gambar: 2 Diagram teoritis dan diagram
praktis mesin 2 langkah
Gambar : 3.
Diagram P-V dari siklus ideal mesin
bakar bensin 4-langkah
1.
Langkah masuk atau langkah
hisap
Dikala langkah isap tekanan dalam silinder hampir tetap dan kira -
kira 0,1
bar lebih rendah dari pada tekanan atsmosfir. Oleh karena
perbedaan
tekanan terlampau kecil untuk dapat dinyatakan dalam diagram,
tekanan
atsmosfir diumpamakan juga tekanan isap. Garis 0-1. Disebut langkah
pengisapan udara pembakaran.
2.
Langkah tekan atau kompresi
pada langkah kompresi tekanan gas naik hingga tercapai tekanan
akhir kompresi. Kompresi diumpamakan dengan garis kompresi 1 - 2. Jarak
vertikal 1- 2 menunjukkan tekanan akhir kompresi.
3.
Langkah pembakaran
Oleh arena pembakaran berlangsung dengan ledakan, tekanan gas
meningkat pada isi silinder tetap dari tekanan akhir kompresi sesuai titik 2
hingga tekanan pembakaran
sesuai titik 3.
Tekanan pembakaran diumpamakan
dengan jarak vertikal 2 - 3.
4.
Langkah usaha atau langkah
ekspansi
Ekspansi gas diumpamakan dengan garis ekspansi 3 - 4. Pada titik 4
katup pembuangan terbuka dan gas bekas berekspansi pada isi silinder tetap
hingga tekanan oatsmosfir. Penurunan tekanan ini diumpamakan dengan garis
vertikal 4-1.
5.
Langkah buang atau
pembilasan
Akhirnya gas bekas didorong keluar, dari dalam silinder oleh torak
pada waktu pembuangan. Tekanan selama langkah pembuangan adalah 0,1 bar lebih
tinggi dari pada tekanan atsmosfir. Pembuangan gas bekas diumpamakan dengan
garis pembuangan 4 - 1 yang berhimpitan dengan garis atsmosfir.
1.2. Tujuan Analisa
Adapun tujuan analisa
adalah :
1. Mendapatkan campuran bahan bakar yang
mempunyai nilai tepat artinya tidak terlampau miskin atau terlampau kaya. Dimana
campuran miskin dapat menyebabkan gangguan kerja mesin sedangkan campuran kaya
dapat menyebabkan pemborosan .
2. Pendinginan. Gas
pembakaran di dalam silinder dapat mencapai kira-kira ± 2500° c . Karena
proses itu terjadi berulang-ulang, kepala silinder, torak katup dan beberapa
bagian lainnya menjadi panas. Karena itu perlulah bagian tersebut mendapat
pendinginan yang cukup agar temperaturnya tetap berada dalam batas yang
diperbolehkan yaitu sesuai dengan kekuatan material dan kondisi operasi yang
baik.
Perpindahan kalor dari gas pembakaran ke fluida pendinginan
terjadi
menurut rumus:
Q = UA . ^T
Dimana :
Q = Perpindahan kalor, K Cal /jam
U = Koefisiensi perpindahan kalor, K Cal/jam. m20C
A = Luas bidang perpindahan kalor, m2
^T = Perbedaan
temperatur antara gas pembakaran dan fluida
pendinginan, °C ( Tq-Tp )
Tq = Temperatur
gas pembakaran, °C
Tp = Temperatur
fluida pendinginan, °C
1.3. Batasan Masalah
Seperti yang dijelaskan dalam lalar belakang, bahwa laporan kerja
praktek ini yang berjudul " analisa pemakaian
bahan bakar mesin 4
langkah pada mobil '' pada mobil Toyota Corola Tahun 1980 Volume Silinder 1290. CC
berbahan bakar bakar premium pada putaran mesin 1000 rpm dengan pengoperasian transmisi
kendaraan pada posisi netral. laporan
praktek ini dibahas juga tentang bagaimana terjadinya Pemborosan bahan bakar dikarenakan campuran bahan bakar dengan udara
kurang sempurna dan mengatasi Pemborosan Bahan Bakar Karena Busi.
1.4. Metode Pencarian Data.
Dalam
rangka penyusunan laporan kerja praktek ini, penyusun menggunakan beberapa
metode pencarian data, antara lain :
1.
Penelitian ke pustakaan
Yaitu penelitian dengan cara
membaca berbagai literature untuk mengetahui tentang teori yang adahubungannya
dengan masalah yang akan di bahas. Untuk memenuhi ini digunakan beberapa
analisa diantaranya :
Analisisa kualitatif
Yaitu analisa yang dilakukan
dengan membandingkan antara teori–teori dengan fenomena yang ada pada obyek
penelitian.
2.
Penelitian lapangan
Yaitu penelitian secara
langsung pada obyek penelitian yang dilakukan dengan beberapa metode pencarian
data diantaranya metode observasi. Metode observasi yaitu penyusun mengadakan
pengamatan langsung pada obyek yang akan diteliti, guna menlihat fenomena yang
terjadi.
3.
Metode Interview
Yaitu penulis mengadakan
wawancara atau Tanya jawab secara lisan yang berkaitan dengan penelitian pada
pihak-pihak yang mengetahui permasalahan yang sedang terjadi.
4.
Metode dokumentasi
Yaitu penulis mengumpulkan
sejumlah data-data dengan cara mengutip atau mencatat tahapan dokumen yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1.5. Sistematika penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini di uraikan tentang Latar belakang, Tujuan analisa, Batasan
Masalah, Metode pencarian data, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Memuat teori-teori dan rumus-rumus yang digunakan untuk
menganalisa masalah yang akan diteliti.
BAB III : DATA
Memuat data
hasil percobaan untuk analisa Pemborosan pemakaian bahan bakar pada mesin
bensin 4 langkah.
BAB IV : PEMBAHASAN
MASALAH
Mengatasi pemborosan bahan bakar karena campuran bahan bakar dan
udara kurang sempuma. disebabkan Saringan udara, penyetelan udara tidak sesuai,
pelampung, mengatasi pemborosan bahan bakar karena busi, pemborosan bahan bakar
karena katup Langkah pengujian tahap pertama Bensin yang digunakan satu liter,
menggunakan busi yang telah dipakai type NGKr menggunakan saringan
udara yang belum dibersihkan, penyetelan sekrup kaburator yang tidak sesuai
dengan ukurannya, menggunakan pelampung sesuai dengan ukurannya, menggunakan
katup yang kotor. Langkah pengujian tahap kedua Menggunakan bensin satu liter,
menggunakan busi baru type NGK, menggunakan saringan udara yang telah
dibersihkan, penyetelan sekrup kaburator, menggunakan pelampung sesuai dengan
ukurannya, menggunakan katup yang sedah dibersihkan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa dapat ditarik kesimpulan: Campuran bahan bakar
harus tepat, artinya bahan bakar tidak terlalu miskin atau kaya Keausan dinding silinder dipengaruhi dengan adanya
gesekan dinding silinder dengan torak dan ring torak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan Untuk mesin pembakaran dalam biasanya cair.
Adapun bahan bakar yang berbentuk cair antara lain : Bensin, Solar, Minyak
diesel, Minyak tanah. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan adalah Analisa
pemakaian bahan bakar pada kedaraan mesin 4 Iangkah berbahan bakar bensin.
2.1.1. Bensin
Bensin adalah zat cair yang pada umumnya diperoleh dari hasil
pemurniaan minyak bumi. Didalamnya
terkandungn unsur karbon dan hidrogen untuk menyempurnakan sifat - sifatnya,
maka bensin diberi bermacam macam tambahan. Sifat - sifat utama bensin :
a. Mudah
menguap pada suhu suhu biasa.
b. Tidak
berwarna.
c.
Titiknyala rendah
d. Berat
jenis rendah (0,60 - 0,7 0)
e.
Melarutkan minyak dan karet
f.
Menghasilkan panas yang besar (9500 - 10500 kCal/Kg)
g.
Meninggalkan sedikit sisa karbon (sisa pembakaran)
2.2. Pembakaran dan Penyimpanan Panas
Suatu mesin menghasilkan tenaga termis dengan pembakaran bahan
bakar (tenaga kimia) dalam silinder kerja. Dimana gas pembakaran mendapat
temperatur tinggi dan terjadilah tekanan tinggi dalam silinder . pada umumnya
tenaga termis tidak langsung dapat diubah menjadi tenaga mekanik., karena itu
dibutuhkan suatu penyimpan panas. Pada mesin gas pembakaran adalah sebagai
penyimpan panas dan pada instalasi uap adalah uap tersebut sebagai penyimpan
panas.
2.3. Tujuan langkah
pemasukan bahan bakar
Untuk mencampurkan bahan bakar dengan udara yang masuk keruang
silinder dan dikompresikan oleh torak dengan tekanan 9,3 bar, saat torak
bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan posisi katup buang
tertutup udara bercampur bahan bakar terhisap karena terjadi kevakuman dalam
silinder saat torak bergerak dari TMA ke TMB.
2.4.
Tujuan langkah kompresi
Peningkatan tekanan pada ruang bakar saat torak bergrak dari TMB
ke TMA dalam langkah kompresi,campuran bahan bakar dan udara dikompresikan 9,3
kg/cm2 yang memberikan suhu antara 400-6000c pada akhir
langkah kompresi. Pengertian ini merujuk pada pendapat Drs. Daryanto (teknik
merawat automobile lengkap 2013: 25)
2.5. Tujuan langkah kerja
Untuk menekan torak ke TMB sebagai sumber tenaga dari mesin yang
kecepatan tekanannya mencapai 30-40 kg/cm2 pemahaman ini
mereujuk pada Drs. Daryanto ( teknik merawat automobil lengkap 2013: 6 )
Tekanan dan isi berubah dalam silinder motor dapat diukur dalam
sebuah indikator . harga yang diperoleh dengan pengukuran menghasilkan sebuah
diagram indikator. Dari TMA (titik 1) ke TMB (titik 2) tekanan dibawah tekanan
atmosfer dan campuran bahan bakar mengalis ke dalam silinder. Selama langkah
kompresi titik 2-3, campuran bahan bakar di kompresi ke tekanan 9,3 bar.
Setelah pembakaran campuran bahan bakar dan udara pembakaran yang
cepat terjadi, sebagaimana hasil penyediaan panas, tekanan 30 bar naik di titik
4 torak di tekan kebawah selama langkah usaha yang berlangsung sampai titik 5.
Jika tekan efektif rata-rata indikator diketaui, daya indikator Pi
dapat dihitung sebagai berikut:
Pi=d.Pmi.i.s.n
Dimana
d = diameter silinder
Pmi = tekanan efektif
rata-rata indikator
S = langkah torak
n = kecepatan motor dalam
putaran per menit
i =
jumlah silinder.
2.4. Tujuan langkah
pembuangan gas bekas
Untuk membuang gas sisah pembakaran atau gas bekas yang sudah
tidak diperlukan lagi, pembuanga gas bekas berlangsung selama langkah buang
saat katup isap tertutup dan katup buang terbuka
2.5. Sistem Penyalaan
2.7.1. Busi
Busi digunakan untuk meietupkan bunga api pada ruang bakar. Pada
busi konvensional terdapat dua buah elektroda yang merupakan tempat timbulnya
bunga api listrik.agar tempat loncatan bunga api dapat terjadi pada tempat yang
diinginkan maka elektroda yang diinginkan. Maka elektroda yang berada di sumbu
busi dibungkus oleh isolator.
Syarat isolator yang baik
a. Tahan terhadap listrik
tinggi
b. Tidak rapuh terhadap
kejutan mekanik dan thermal
c. Konduktor panas yang
baik
d. Tidak bereaksi kimia
dengan gas bekas
Loncatan bunga api antara kedua elektroda busi menyebabkan
kenaikan suhu yang sangat cepat dan relatif tinggi dalam suatu volume ruang
yang kecil dari gas. Pada daerah loncatan bunga api itu sendiri suhu bisa melewati
10.000 oc. Untuk membangkitkan loncatan bunga api tersebut
dibutuhkan tegangan yang cukup besar.
2.7.1.1. Kabel
Busi
Kabel busi adalah sebagai perantara arus listrik dari sistem
pengapian ke busi. Bahannya terbuat dari kawat tembaga yang dililit dengan
selubung isolator elastis dan tahan terhadap kebocoran tegangan tinggi. Pada ujung kabel busi dilengkapi dengan
socket untuk menudahkan pemasangannya dan melindungi busi terhadap air atau
keselamatan kerja mesin dan operator.
2.7.2. Baterai
Baterai
merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem
kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai
basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah baterai jenis basah.
Pada
kendaraan secara umum baterai berfungsi
sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati
lebih detail maka fungsi baterai adalah:
1) Saat mesin mati sebagai sumber energi
untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
2) Saat starter untuk mengidupkan
sistem starter
3) Saat mesin hidup sebagai stabiliser
suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber
dari alternator.
Saat mesin hidup baterai berfungsi sebagai berikut:
a.
Saat platina membuka
Arus listrik dari bateri mengalir kekumparan primer untuk
membangkitkan medan magnet yang memotong kumparan primer sehingga timbul back
EMF yang menentang arus baterai.
b.
Saat platina menutup
Kondensor membuat arus primer terputus sehingga medan magnet
menurun juga arus primer, arus yang tadinya melalui platina kini ke kondesor
dan mengakibatkan muatan kondensor naik, tetapi segera turun lagi. Kejadian ini
menaikkan tegangan kumparan sekunder menjadi 5.000 - 15.000 volt. Pengertian
ini merujuk pada pendapat Drs. Daryanto (teknik merawat automobil 2013: 248)
2.7.3. Penyalaan Awal dan Penyalaan Susulan
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dibengkel otomotif Pringsewu pada tanggal
1 September sampai dengan 30 November 2013.
3.2. Spesifikasi mesin yang digunakan
1. Mesin yang di uji:
Merk : Toyota Corola
Tahun :
1980
Tipe Mesin :
4 Langkah
Diameter Silinder :
7,5 cm
Langkah Piston :
7,3 mm
Volume Silinder :
1290. CC
Perbandingan Kompresi : 9,5 : 1
Daya Maksimum : 48 kW / 5.400 rpm
Torsi Maksimum : 98 Nm/3.6000 rpm
Gigi Transmisi : 4 kecepatan
Susunan Silinder : Epat silinder
Fuel : Premium
Pengertian ini merujuk pada pendapat Drs. Daryanto ( Prinsip dasar mesin otomotif 2013 : 53)
3.3. Alat Ukur dan Bahan Percobaan
Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Tachometer adalah
alat yang digunakan untuk mengukur putaran mesin
2. Stopwatch
adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu pemakaian bahan bakar
3. Ignition switch digunakan
untuk switch penyalaan
4. Handle gas digunakan untuk mengukur pembukaan thottle
5. Gelas ukur digunakan
untuk mengukur pemakaian premium.
6. Fuel
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah premium
3.4. Persiapan percobaan
Sebelum mesin dihidupkan dan melakukan pengujian, maka hal pertama
yang harus dilakukan :
1. Menyiapkan peralatan
lengkap dengan pendukungnya
2. Mengisi tangki bahan
bakar dengan premium
3. Mengontrol saluran bahan
bakar dari tangki ke
karburator usahakan jangan sampai ada kebocoran, karena jika terjadi kebocoran
maka pengambilan data akan kurang akurat
4. Memeriksa pelumas
mesin, harus ada batas yang diizinkan.
3.5. Pelaksanaan percobaan
Setelah semua tahap percobaan telah terpenuhi maka dimulai langkah
-langkah percobaan sebagai berikut:
1. Menghidupkan mesin,
mesin dihidupkan dengan cara memutar kunci kontak (Ignition switch) searah
jarum jam
2. Mengatur putaran mesin
a. Pada penelitian ini
kondisi kendaraan yang digunakan dalam posisi diam
b. Kecepatan putaran mesin berubah - ubah, setiap perubahan rpm
dilakukan penganalisaan.
3.6. Pengambilan Data
Setelah persiapan percobaan dan
pelaksanaan percobaan
dilaksanakan
maka dimulai langkah pengambilan data percobaan sebagai berikut:
1.
pengujian dengan bahan bakar
premium pada rpm 1000, dengan
pengoperasian transmisi kendaraan pada posisi netral.
3.7. Analisa data
Pemborosan bahan bakar pada mesin bensin memang sering terjadi.
Adapun terjadinya pemborosan pemakaian bahan bakar pada mesin bensin disebabkan
oleh :
a. Pemborosan karena
campuran bahan bakar dari udara yang kurang sempurna pada karburator.
b. Pemborosan karena
dinding silinder
c. Pemborosan karena
kondisi mesin
3.8. Pemborosan campuran bahan bakar dan udara kurang sempurna.
Karburator pada mesin bensin berfungsi untuk menampung,mengabutkan
dan mencampur
bahan bakar dengan udara yang sesuai dengan daya yang
diminta (Fungsi pedal akselarasi). campuran bahan bakar dan udara terjadi
sebelum pembakaran berlangsung. Didalam mesin bensin selalu kita harapkan bahan
bakar dan udara tersebut sudah bercampur didalam karburator dengan baik sebelum
dinyalakan oleh busi didalam ruang bakar. Banyak cara untuk memperoleh campuran
yang baik itu didalam pasal ini hanya dibicarakan bagaimana bahan bakar
dimasukan kedalam arus udara yang mengalir didalam saluran isap sebelum masuk
kedalam silinder.
Gambar: 4. Sistem Bahan Bakar komperesi pada piston
Pompa bahan bakar biasanya jenis positive displacemen mengalirkan
bahan bakar dari tangki bahan bakar ke karburator untuk memenuhi jumlah bahan
bakar yang harus tersedia didalam karburator. Pompa ini terutama dipakai
apabila letak tangki lebih rendah dari pada karburator. Untuk membersihkan
bahan bakar dari kotoran yang dapat mengganggu aliran atau menyumbat saluran
bahan bakar, terutama saluran bahan bakar didalam karburator, digunakan filter
bahan bakar. Sebelurn masuk ke dalam silinder, udara mengalir melalui
karburator yang mengatur pemasukan, pencampuran dan pengabutan bahan bakar
kedalam arus udara sehingga diperoleh campuran yang sesuai dengan keadaan beban
dan kecepatan poros engkol. Penyempurnaan percampuran bahan bakar dan udara
tersebut berlangsung baik didalam saluran isap maupun didalam silinder sebelum
campuran itu terbakar. Campuran itu haruslah homogen serta perbandingan sama
untuk setiap silinder. Campuran yang kaya diperlukan saat keadaan dalam beban
penuh, sedangkan campuan yang miskin dalam keadaan operasi normal.
Perbandingan Bahan Bakar dan Udara:
F=Gf/Ga
Gambar : 5. Ruang silinder saat
pengapian
Saringan udara bernubungan erat dengan kinerja mesin dan iritnya
bahan bakar. Jika saringan udara kotor dan tersumbat akan mcnyebabkan campuran
bensin dan udara tidak sebanding. Bersihkan saringan udara setiap 5000 km,
namun jika kedaraan beroprasi di daera yang berdebu sebaiknya selalu
membersikan saringan udara sebelum kendaraan tersebut di gunakan
.
Gambar: 6. Saringan udara
Udara mengalir karena diisap oleh torak didalam silinder pada
waktu langkah hisap, sedangkan banyaknya diatur oleh katup gas. Dalam hal ini
akan dipergunakan persamaan energi yang umum untuk proses aliran tunak ( steady
),
3.9. Pemborosan bahan bakar karena busi
Karena selalu dipasang pada dinding ruang bakar busi sangat panas
setelah mesin berjalan cukup lama. Maka busi harus dibuat dari bahan yang tahan
temperatur tinggi supaya tidak cepat rusak dan tidak terlalu panas sehingga
tidak mengganggu proses pembakaran. Busi hendaknya didinginkan dengan baik
untuk mencegah penyalaan campuran bahan bakar dan udara sebelum waktunya. Apabila
isolator dan elektroda terlalu dingin, dapat memudahkan terjadinya kerak yang
mengisi sela kedua elektroda dan menghalangi terjadinya loncatan listrik.
Sebaliknya jika terlalu panas isolator listrik itu cepat rusak atau
membangkitkan penyalaan sebelum waktunya. Sebelum terjadi loncatan listrik
antara kedua alektroda busi. Hendaknya busi didinginkan sampai ketemperaturnya
cocok dengan kondisi opersinya. Tempertur busi tergantung pada luas bidang
isolator yang berhadapan dengan gas panas posisi elektroda terhadap ruang
bakar, serta lintasan perpindahan kalor dari ujung elektroda dan isolator ke
fluida pendingin. Kondisi operasi mesin menentukan busi mana yang baik
dipergunakan. Untuk mesin dengan tekanan efektif rata-rata dan putaran tinggi
sebaiknya dipergunakan busi tahan terhadap panas sehingga dapat mencegah
penyalaan sebelum waktunya terutama pada mesin daya tinggi. Dalam usaha
melindungi ujung elektroda dari panas pembakaran dapat digunakan exstended dan
rectracted electrodes. Busi yang memgunakan elektroda yang rectracted, standar
dan exstended adalah busi dingin, sedang dan panas.
Gambar : 7 Busi
3.10. Pemborosan Bahan Bakar Karena Katup
Hal demikiaan sering terjadi karena katup berfungsi sebagai
pengatur keluar masuknya gas pembakaran diruang bakar. Katup terdiri dari dua
macam yaitu katup masuk dan katup buang. Katup masuk berfungsi untuk mengatur
pemasukan campuran bahan bakar dan udara, sedangkan katup buang untuk saluran
pembuangan gas sisa pembakaran. Jika katup isap bocor, maka proses pemasukan
bahan bakar dan udara kedalam ruang bakar menjadi tidak sebanding sehingga
proses tidak sempurna yaitu ada sebagiaan gas pembakaran yang tidak terbakar.
Jika katup buang yang bocor akan menyebabkan pembuangan tidak sempurna, yaitu
ada sebagiaan gas pembakaran yang baru masuk dan ikut terbuang sebelum
terbakar. Dengan terjadinya hal tersebut di atas, maka pemakaian bahanbakar
menjadi boros begitu juga mengurangi tekanan pada saat kompresi.
Gambar: 8 Katup Isap dan Katup Buang
Untuk
memperoleh proses kerja mesin yang baik, pembakaran harus tepat berakhir pada
saat torak melampaui titik mati atas (TMA) dari langkah torak. Sehingga langkah
kerja dimulai dengan tekanan gas yang setinggi mungkin jadi diperlukan
penyalaan awal. Pada penyalaan awal yang terlalu besar gaya lawan yang terjadi diatas torak akan menimbulkan getaran
yang di tandai oleh suara ketukan dalam mesin. Hal seperti ini dinamakan
DETONASI. Jika pembakaran mulai setelah torak melampaui titik TMA dinamakan
penyalaan susulan. Pada penyalaan susulan daya yang dibangkitkan berkurang.
Untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara yang miskin diperlukan
perbedaan tegangan yang relatif lebih besar dari pada untuk campuran yang kaya.
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Pemakaian bahan bakar
Pemakaian
bahan bakar pada kendaraan terjadi saat mesin hidup saja
Perbandingan
bahan bakar pada putaran tinggi adalah 15 : 1 pengertian ini merujuk pada
pendapat Drs. Daryanto (teknik merawat automobil 2013: 94)
Dengan hal
tesebut bahwa perbandingan pada mobil Toyota corola yang memiliki kompresi 9,3
bar
F=Gf/Ga.rpm.i=ml/menit
Gf = bahan bakar
Ga = udara
i = jumlah silinder
1.1.
Pemborosan Bahan Bakar
Pemborosan
bahan bakar dikarenakan campuran bahan bakar dengan udara kurang sempurna
Hal tersebut diatas karena disebabkan:
1. Saringan udara.
2.
Kabel busi dan distributor.
3.
Katup.
4.
Rem.
5.
Kopling.
6.
Karburator
a.
Saringan udara tidak
berfungsi dengan baik.
Saringan
udara adalah komponen yang mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar. Saringan
udara yang rusak akan menghambat masuknya udara dan berubah fungsi sebagai
chuck. Sedangkan chuck hanya dipakai bila pagi hendak menghidupkan kendaraan
dengan memperbesar volume bahan bakar.
b.
Kabel busi dan distributor tidak berfungsi dengan
baik.
Kedua bagian tersebut saling
berhubungan. Platina yang berada di dalam distributor akan memberi arus kepada
koil. Dari koil arus tegangan tinggi dikirim kembali ke distributor, seterusnya
dibagi ke setiap busi/silinder. Karena arus tegangan tinggi, kerusakan pada
kabel busi atau tutup distributor dapat mengacau api untuk busi.
c.
Celah
katup terlalu rapat.
Bila klep terlalu rapat dapat
menyebabkan pemborosan bahan bakar karena pembakaran menjadi tidak sempurna.
d.
Rem tidak berfungsi dengan baik.
Karat pada silinder roda dapat membuat mesin boros, karena tenaga mesin yang dihasilkan sebagian dihambat oleh sistem rem.
Karat pada silinder roda dapat membuat mesin boros, karena tenaga mesin yang dihasilkan sebagian dihambat oleh sistem rem.
e.
Free-play kopling tidak berfungsi dengan
baik
Tidak adanya free play akan menyebabkan sistem kopling tidak memindahkan tenaga mesin secara sempurna (kopling selip). Penyetelan kopling yang salah akan besar pengaruhnya pada pemakaian bahan bakar.
Tidak adanya free play akan menyebabkan sistem kopling tidak memindahkan tenaga mesin secara sempurna (kopling selip). Penyetelan kopling yang salah akan besar pengaruhnya pada pemakaian bahan bakar.
f.
Karburator yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
Karburator yang sudah sudah tua biasanya tidak ekonomis lagi karena terjadi korosi dan penyumbatan pada saluran udara. Penyampuran bahan bakar dengan udara sangat penting dalam kaitan efisiensi.
Karburator yang sudah sudah tua biasanya tidak ekonomis lagi karena terjadi korosi dan penyumbatan pada saluran udara. Penyampuran bahan bakar dengan udara sangat penting dalam kaitan efisiensi.
4.2. Mengatasi Pemborosan Bahan Bakar Karena Busi.
Pada dasarnya busi pada mesin bensin digunakan untuk memercikkan
api untuk proses pembakaran. Pada busi terdapat elektroda tengah dan elektroda
tepi. Diantara elektroda tengah dan elektroda tepi terdapat jarak atau celah,
yang mana jarak atau celah tersebut untuk mendapatkan api. Celah atau elektroda
tersebut dapat diatur sesuai dengan ketentuan yang ada pada kendaraan.
Jadi semakin jauh jaraknya, maka api yang didapat semakin kecil,
semakin dekat jaraknya, maka api yang didapat semakin besar. Sehingga celah
jarak diperlukan tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan elektroda
tengah.
1. Pada pemakaian
busi lama atau busi yang telah dipakai.
a. Busi yang telah lama
dipakai akan terdapat kerak-kerak yang dapat mempengaruhi percikan bu'nga api.
b. Semakin lama busi yang
dipakai tidak dibersihkan atau diganti akan mempengaruhi jalanya proses
pembakaran.
c. bahan bakar yang
digunakan akan lebih banyak.
2. Pada pemakaian busi baru.
a. Pemakaian bahan bakar
lebih irit.
b. Proses pembakaran akan
lebih sempurna
4.3. Mengatasi Pemborosan Karena Katup.
Katup sangat berperan dalam mesin bakar, untuk mengatasi
pemborosan bahan bakar tersebut dapat dilakukan dengan jalan : Yang menyebabkan
keborosan karena kondisi mesin yaitu:
1. Katup kita periksa, apa
terdap kerak - kerak, apabila terdapat kerak-kerak pada katup hendaknya
dibeersihkan atau disekur.
2. Apabila pegas penekan
katup lemah, hendaknya diganti.
3. Mengganti seal klep.
4. Menyetel katup dengan
keadan standar.
Tabel 4 -1 Daftar Pemeliharaan mesin
NO
|
NAMA BAGIAN
|
JAM PEMAKAIAN
|
|||
TIAP HARI
|
50
|
100
|
300
|
||
1
|
Pelumas poros engkol
|
1
|
4
|
2
|
|
2
|
Air pendingin
|
1
|
|
|
|
3
|
Saluran pengedar pelumas
|
1
|
|
|
|
4
|
Saringan minyak pelumas
|
|
1
|
|
2
|
5
|
Tempat bahan bakar
|
|
4
|
|
3
|
6
|
Saringan bahan bakar
|
|
|
2
|
|
7
|
Saringan udara
|
1
|
4
|
3
|
|
8
|
Pengabut
|
|
3
|
|
|
9
|
Kedudukan katup
|
|
|
1
|
|
10
|
Baut pengikat
|
|
|
|
1
|
Keterangan:
Tiap akan dipakai:
1.
= Pemeriksaan
2. = Penggantian
3. = Dibersihkan
4.
= Jam Pertama
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa tersebut dapat
ditarik kesimpulan:
a. Campuran bahan bakar harus tepat, artinya
tidak terlalu miskin atau terlalu kaya.
b. Keausan dinding silinder disebabkan karena
adanya gesekan dinding silinder dengan torak.
c. Kondisi mesin pada mator bakar sangat
mempengaruhi pada proses pembakaran disamping adanya berkurang.
d. Perawatan yang kontinyu sangat diperlukan
terhadap mesin, maka usia dari pada mesin akan lama, dan menghindari adanya
kerusakan kecil atau masalah.
5.2. Saran
Setelah penyusun menganalisa, membahas
dan mengamati proses pemakaian bahan bakar pada mesin 4 langkah, maka penyusun
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi bengkel yapema, adapaun
saran-saran sebagai berikut:
Saat melakukan penganalisaan sebaiknya
dilakukan saat mesin dalam keadaan panas karna biasanya mesin yang dalam
keadaan temperature tingki RPMnya akan berbeda dengan kondisi mesin saat
temperature rendah hal ini terjadi karena ruang bakar sudah panas. Setelah
kendaraan telah selesai di analisa sebaiknya kendaraan di cek kembali dengan
cara mengendari agar tidak terjadi kerusukan saat kendaran di oprasikan.