Selasa, 14 Januari 2014

LAPORAN KP













 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Yang dimaksud dengan mesin bakar adalah mesin bakar torak yaitu mesin penggerak mula yang prinsip kerjanya mengubah energi panas menjadi energi mekanik, dimana energi tersebut diperoleh dari proses pembakaran bahan bakar dan udara, dengan demikian maka mesin bakar disebut mesin konversi energi. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu internal combustion engine dan external combustion engine. Mesin bakar dikatakan juga mesin pembakaran dalam ( internal combustion engine), dikatakan demikian sebab mesin bakar menggunakan silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak transial, dan didalam silinder tersebut terjadi pembakaran bahan bakar dengan oksigen. pada mesin pembakar luar (External Combustion Engine) proses pembakaran terjadi diluar mesin. Energi termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan kefluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Yang termasuk mesin pembakaran antara lain :
1.    Mesin bakar torak, menggunakan beberapa silinder yang didalam terdapat torak yang bergerak translasi (bolak balik).
2.    Turbin gas, tidak terdapat bagian mesin yang bergerak tranlasi dan karena itu dapat dikatakan turbin gas bebas dari getaran.
3. Propulsi pancar gas adalah mesin yang menghasilkan gaya dorong. Gaya tersebut terjadi karena adanya momentum gas yang mengalir melalui mesin tersebut.
Mesin bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu mesin bensin (otto) dan mesin diesel. Perbedaan yang utama terletak pada sistem penyalaannya, bahan bakar pada mesin bensin dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik di antara kedua elektroda busi. Karena itu mesin bensin disebut Spark Ignition Engine. Mesin diesel adalah mesin bakar torak yang berbeda dengan mesin bensin, proses penyalaannya bukan dengan loncatan bunga api listrik. Pada langkah isap hanyalah udara segar saja yang masuk kedalam silinder. Pada waktu torak mencapai TMA bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder terjadilah proses penyalaan untuk pembakaran, pada saat udara di dalam silinder sudah bertemperatur. Mesin 4 langkah, dikatakan demikian karena mesin ini melakukan satu siklus kerja diperlukan 4 langkah torak, yaitu : 
1.   Langkah hisap
2.   Langkah tekan
3.   Langkah usaha
4.   Langkah buang

Gambar: 1 Diagram teoritis dan diagram praktis mesin 4 langkah
Mesin 2 langkah dikatakan mesin ini melakukan satu siklus kerja diperlukan dua kali langkah torak atau 1 kali putaran poros engkol yaitu :
1.   Langkah pengisian kotak engkol dan pemampatan.
2.   Langkah pembilasan dan udara.

Gambar: 2 Diagram teoritis dan diagram praktis mesin 2 langkah


Gambar : 3.
Diagram P-V dari siklus ideal mesin bakar bensin 4-langkah

1.      Langkah masuk atau langkah hisap
Dikala langkah isap tekanan dalam silinder hampir tetap dan kira - kira 0,1
bar lebih rendah dari pada tekanan atsmosfir. Oleh karena perbedaan
tekanan terlampau kecil untuk dapat dinyatakan dalam diagram, tekanan
atsmosfir diumpamakan juga tekanan isap. Garis 0-1.   Disebut langkah
pengisapan udara pembakaran.
2.      Langkah tekan atau kompresi
pada langkah kompresi tekanan gas naik hingga tercapai tekanan akhir kompresi. Kompresi diumpamakan dengan garis kompresi 1 - 2. Jarak vertikal 1- 2 menunjukkan tekanan akhir kompresi.
3.      Langkah pembakaran
Oleh arena pembakaran berlangsung dengan ledakan, tekanan gas meningkat pada isi silinder tetap dari tekanan akhir kompresi sesuai titik 2 hingga   tekanan   pembakaran   sesuai   titik   3.   Tekanan   pembakaran diumpamakan dengan jarak vertikal 2 - 3.
4.      Langkah usaha atau langkah ekspansi
Ekspansi gas diumpamakan dengan garis ekspansi 3 - 4. Pada titik 4 katup pembuangan terbuka dan gas bekas berekspansi pada isi silinder tetap hingga tekanan oatsmosfir. Penurunan tekanan ini diumpamakan dengan garis vertikal 4-1.
5.      Langkah buang atau pembilasan
Akhirnya gas bekas didorong keluar, dari dalam silinder oleh torak pada waktu pembuangan. Tekanan selama langkah pembuangan adalah 0,1 bar lebih tinggi dari pada tekanan atsmosfir. Pembuangan gas bekas diumpamakan dengan garis pembuangan 4 - 1 yang berhimpitan dengan garis atsmosfir.

1.2.  Tujuan Analisa
Adapun tujuan analisa adalah   :
1.  Mendapatkan campuran bahan bakar yang mempunyai nilai tepat artinya tidak terlampau miskin atau terlampau kaya. Dimana campuran miskin dapat menyebabkan gangguan kerja mesin sedangkan campuran kaya dapat menyebabkan pemborosan .
2.  Pendinginan. Gas pembakaran di dalam silinder dapat mencapai kira-kira ± 2500° c . Karena proses itu terjadi berulang-ulang, kepala silinder, torak katup dan beberapa bagian lainnya menjadi panas. Karena itu perlulah bagian tersebut mendapat pendinginan yang cukup agar temperaturnya tetap berada dalam batas yang diperbolehkan yaitu sesuai dengan kekuatan material dan kondisi operasi yang baik.
Perpindahan kalor dari gas pembakaran ke fluida pendinginan terjadi
menurut rumus:
Q    = UA . ^T
Dimana :
Q                        =          Perpindahan kalor, K Cal /jam
U                        =          Koefisiensi perpindahan kalor, K Cal/jam. m20C
A                        =          Luas bidang perpindahan kalor, m2
^T            =          Perbedaan temperatur antara gas pembakaran dan fluida
pendinginan, °C ( Tq-Tp )
Tq           =          Temperatur gas pembakaran, °C
Tp           =          Temperatur fluida pendinginan, °C

1.3.      Batasan Masalah
Seperti yang dijelaskan dalam lalar belakang, bahwa laporan kerja praktek ini yang berjudul " analisa  pemakaian     bahan   bakar   mesin 4  langkah pada mobil ''  pada mobil Toyota Corola Tahun 1980 Volume Silinder 1290. CC berbahan bakar bakar premium pada putaran mesin 1000 rpm dengan pengoperasian transmisi kendaraan pada posisi netral.  laporan praktek ini dibahas juga tentang bagaimana terjadinya Pemborosan bahan bakar dikarenakan campuran bahan bakar dengan udara kurang sempurna dan mengatasi Pemborosan Bahan Bakar Karena Busi.
1.4.      Metode Pencarian Data.
                   Dalam rangka penyusunan laporan kerja praktek ini, penyusun menggunakan beberapa metode pencarian data, antara lain :
1.      Penelitian ke pustakaan
Yaitu penelitian dengan cara membaca berbagai literature untuk mengetahui tentang teori yang adahubungannya dengan masalah yang akan di bahas. Untuk memenuhi ini digunakan beberapa analisa diantaranya :
Analisisa kualitatif
Yaitu analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara teori–teori dengan fenomena yang ada pada obyek penelitian.
2.      Penelitian lapangan
Yaitu penelitian secara langsung pada obyek penelitian yang dilakukan dengan beberapa metode pencarian data diantaranya metode observasi. Metode observasi yaitu penyusun mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang akan diteliti, guna menlihat fenomena yang terjadi.
3.      Metode Interview
Yaitu penulis mengadakan wawancara atau Tanya jawab secara lisan yang berkaitan dengan penelitian pada pihak-pihak yang mengetahui permasalahan yang sedang terjadi.
4.      Metode dokumentasi
Yaitu penulis mengumpulkan sejumlah data-data dengan cara mengutip atau mencatat tahapan dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

1.5.      Sistematika penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
BAB I             :           PENDAHULUAN
Pada bab ini di uraikan tentang Latar belakang, Tujuan analisa, Batasan Masalah, Metode pencarian data, dan Sistematika Penulisan.
BAB II                        :           KAJIAN PUSTAKA
Memuat teori-teori dan rumus-rumus yang digunakan untuk menganalisa masalah yang akan diteliti.
BAB III          :           DATA
Memuat data hasil percobaan untuk analisa Pemborosan pemakaian bahan bakar pada mesin bensin 4 langkah.
BAB IV          :           PEMBAHASAN MASALAH
Mengatasi pemborosan bahan bakar karena campuran bahan bakar dan udara kurang sempuma. disebabkan Saringan udara, penyetelan udara tidak sesuai, pelampung, mengatasi pemborosan bahan bakar karena busi, pemborosan bahan bakar karena katup Langkah pengujian tahap pertama Bensin yang digunakan satu liter, menggunakan busi yang telah dipakai type NGKr menggunakan saringan udara yang belum dibersihkan, penyetelan sekrup kaburator yang tidak sesuai dengan ukurannya, menggunakan pelampung sesuai dengan ukurannya, menggunakan katup yang kotor. Langkah pengujian tahap kedua Menggunakan bensin satu liter, menggunakan busi baru type NGK, menggunakan saringan udara yang telah dibersihkan, penyetelan sekrup kaburator, menggunakan pelampung sesuai dengan ukurannya, menggunakan katup yang sedah dibersihkan.
BAB V            :           KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa dapat ditarik kesimpulan: Campuran bahan bakar harus tepat, artinya bahan bakar tidak terlalu miskin atau kaya Keausan    dinding silinder dipengaruhi dengan adanya gesekan dinding silinder dengan torak dan ring torak.

















 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan Untuk mesin pembakaran dalam biasanya cair. Adapun bahan bakar yang berbentuk cair antara lain : Bensin, Solar, Minyak diesel, Minyak tanah. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan adalah Analisa pemakaian bahan bakar pada kedaraan mesin 4 Iangkah berbahan bakar bensin.

2.1.1.   Bensin
Bensin adalah zat cair yang pada umumnya diperoleh dari hasil pemurniaan minyak bumi.  Didalamnya terkandungn unsur karbon dan hidrogen untuk menyempurnakan sifat - sifatnya, maka bensin diberi bermacam macam tambahan. Sifat - sifat utama bensin :
a. Mudah menguap pada suhu suhu biasa.
b. Tidak berwarna.
c. Titiknyala rendah
d. Berat jenis rendah (0,60 - 0,7 0)
e. Melarutkan minyak dan karet
f. Menghasilkan panas yang besar (9500 - 10500 kCal/Kg)
g. Meninggalkan sedikit sisa karbon (sisa pembakaran)
2.2.      Pembakaran dan Penyimpanan Panas
Suatu mesin menghasilkan tenaga termis dengan pembakaran bahan bakar (tenaga kimia) dalam silinder kerja. Dimana gas pembakaran mendapat temperatur tinggi dan terjadilah tekanan tinggi dalam silinder . pada umumnya tenaga termis tidak langsung dapat diubah menjadi tenaga mekanik., karena itu dibutuhkan suatu penyimpan panas. Pada mesin gas pembakaran adalah sebagai penyimpan panas dan pada instalasi uap adalah uap tersebut sebagai penyimpan panas.

2.3.      Tujuan langkah pemasukan bahan bakar
Untuk mencampurkan bahan bakar dengan udara yang masuk keruang silinder dan dikompresikan oleh torak dengan tekanan 9,3 bar, saat torak bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan posisi katup buang tertutup udara bercampur bahan bakar terhisap karena terjadi kevakuman dalam silinder saat torak bergerak dari TMA ke TMB.

2.4.     Tujuan langkah kompresi
Peningkatan tekanan pada ruang bakar saat torak bergrak dari TMB ke TMA dalam langkah kompresi,campuran bahan bakar dan udara dikompresikan 9,3 kg/cm2 yang memberikan suhu antara 400-6000c pada akhir langkah kompresi. Pengertian ini merujuk pada pendapat Drs. Daryanto (teknik merawat automobile lengkap 2013: 25)

2.5.      Tujuan langkah kerja
Untuk menekan torak ke TMB sebagai sumber tenaga dari mesin yang kecepatan tekanannya mencapai 30-40 kg/cm­­­­2 pemahaman ini mereujuk pada Drs. Daryanto ( teknik merawat automobil lengkap 2013: 6 )
Tekanan dan isi berubah dalam silinder motor dapat diukur dalam sebuah indikator . harga yang diperoleh dengan pengukuran menghasilkan sebuah diagram indikator. Dari TMA (titik 1) ke TMB (titik 2) tekanan dibawah tekanan atmosfer dan campuran bahan bakar mengalis ke dalam silinder. Selama langkah kompresi titik 2-3, campuran bahan bakar di kompresi ke tekanan 9,3 bar.
Setelah pembakaran campuran bahan bakar dan udara pembakaran yang cepat terjadi, sebagaimana hasil penyediaan panas, tekanan 30 bar naik di titik 4 torak di tekan kebawah selama langkah usaha yang berlangsung sampai titik 5.
Jika tekan efektif rata-rata indikator diketaui, daya indikator Pi dapat dihitung sebagai berikut:
Pi=d.Pmi.i.s.n
Dimana
d­­­                      = diameter silinder
Pmi                         = tekanan efektif rata-rata indikator
S                      = langkah torak
n                      = kecepatan motor dalam putaran per menit
i                       = jumlah silinder.


2.4.      Tujuan langkah pembuangan gas bekas
Untuk membuang gas sisah pembakaran atau gas bekas yang sudah tidak diperlukan lagi, pembuanga gas bekas berlangsung selama langkah buang saat katup isap tertutup dan katup buang terbuka

2.5.      Sistem Penyalaan
2.7.1.   Busi
Busi digunakan untuk meietupkan bunga api pada ruang bakar. Pada busi konvensional terdapat dua buah elektroda yang merupakan tempat timbulnya bunga api listrik.agar tempat loncatan bunga api dapat terjadi pada tempat yang diinginkan maka elektroda yang diinginkan. Maka elektroda yang berada di sumbu busi dibungkus oleh isolator.
Syarat isolator yang baik
a.   Tahan terhadap listrik tinggi
b.   Tidak rapuh terhadap kejutan mekanik dan thermal
c.   Konduktor panas yang baik
d.   Tidak bereaksi kimia dengan gas bekas
Loncatan bunga api antara kedua elektroda busi menyebabkan kenaikan suhu yang sangat cepat dan relatif tinggi dalam suatu volume ruang yang kecil dari gas. Pada daerah loncatan bunga api itu sendiri suhu bisa melewati 10.000 oc. Untuk membangkitkan loncatan bunga api tersebut dibutuhkan tegangan yang cukup besar.



2.7.1.1.            Kabel Busi
Kabel busi adalah sebagai perantara arus listrik dari sistem pengapian ke busi. Bahannya terbuat dari kawat tembaga yang dililit dengan selubung isolator elastis dan tahan terhadap kebocoran tegangan tinggi.  Pada ujung kabel busi dilengkapi dengan socket untuk menudahkan pemasangannya dan melindungi busi terhadap air atau keselamatan kerja mesin dan operator.

2.7.2.   Baterai
Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah  baterai jenis basah.
Pada kendaraan secara umum baterai berfungsi  sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:
1)   Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
2)   Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
3)   Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.

Saat mesin hidup baterai berfungsi sebagai berikut:
a.       Saat platina membuka
Arus listrik dari bateri mengalir kekumparan primer untuk membangkitkan medan magnet yang memotong kumparan primer sehingga timbul back EMF yang menentang arus baterai.
b.      Saat platina menutup
Kondensor membuat arus primer terputus sehingga medan magnet menurun juga arus primer, arus yang tadinya melalui platina kini ke kondesor dan mengakibatkan muatan kondensor naik, tetapi segera turun lagi. Kejadian ini menaikkan tegangan kumparan sekunder menjadi 5.000 - 15.000 volt. Pengertian ini merujuk pada pendapat Drs. Daryanto (teknik merawat automobil 2013: 248)

2.7.3.   Penyalaan Awal dan Penyalaan Susulan

BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1.      Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dibengkel otomotif Pringsewu pada tanggal 1 September sampai dengan 30 November 2013.

3.2.      Spesifikasi mesin yang digunakan
1.         Mesin yang di uji:
Merk                                        : Toyota Corola
Tahun                                      : 1980
Tipe Mesin                              : 4 Langkah
Diameter Silinder                    : 7,5 cm
Langkah Piston                       : 7,3 mm
Volume Silinder                      : 1290. CC
Perbandingan Kompresi          :  9,5 : 1
Daya Maksimum                     : 48 kW / 5.400 rpm
Torsi Maksimum                     :  98 Nm/3.6000 rpm
Gigi Transmisi                         :   4 kecepatan
Susunan Silinder                     :   Epat silinder
Fuel                                         :   Premium
 Pengertian ini merujuk pada pendapat Drs. Daryanto ( Prinsip dasar mesin otomotif  2013 : 53)

3.3.      Alat Ukur dan Bahan Percobaan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.         Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran mesin
2.                     Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu pemakaian bahan bakar
3.         Ignition switch  digunakan untuk switch penyalaan
4.         Handle gas digunakan untuk mengukur pembukaan thottle
5.         Gelas ukur digunakan untuk mengukur pemakaian premium.
6.         Fuel  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah  premium

3.4.      Persiapan percobaan
Sebelum mesin dihidupkan dan melakukan pengujian, maka hal pertama yang harus dilakukan :
1.    Menyiapkan peralatan lengkap dengan pendukungnya
2.   Mengisi tangki bahan bakar dengan premium
3.  Mengontrol saluran bahan bakar dari tangki ke karburator usahakan jangan sampai ada kebocoran, karena jika terjadi kebocoran maka pengambilan data akan kurang akurat
4.   Memeriksa pelumas mesin, harus ada batas yang diizinkan.



3.5.      Pelaksanaan percobaan
Setelah semua tahap percobaan telah terpenuhi maka dimulai langkah -langkah percobaan sebagai berikut:
1.   Menghidupkan mesin, mesin dihidupkan dengan cara memutar kunci kontak (Ignition switch) searah jarum jam
2.   Mengatur putaran mesin
a.  Pada penelitian ini kondisi kendaraan yang digunakan dalam posisi diam
b. Kecepatan putaran mesin berubah - ubah, setiap perubahan rpm dilakukan penganalisaan.

3.6.      Pengambilan Data
Setelah  persiapan  percobaan dan  pelaksanaan  percobaan dilaksanakan
maka dimulai langkah pengambilan data percobaan sebagai berikut:
1.      pengujian dengan bahan bakar premium pada rpm 1000,  dengan pengoperasian transmisi kendaraan pada posisi netral.

3.7.      Analisa data
Pemborosan bahan bakar pada mesin bensin memang sering terjadi. Adapun terjadinya pemborosan pemakaian bahan bakar pada mesin bensin disebabkan oleh :
a.   Pemborosan karena campuran bahan bakar dari udara yang kurang sempurna pada karburator.
b.   Pemborosan karena dinding silinder
c.   Pemborosan karena kondisi mesin

3.8.      Pemborosan campuran bahan bakar dan udara kurang sempurna.
Karburator pada mesin bensin berfungsi untuk menampung,mengabutkan dan mencampur bahan bakar dengan udara yang sesuai dengan daya yang diminta (Fungsi pedal akselarasi). campuran bahan bakar dan udara terjadi sebelum pembakaran berlangsung. Didalam mesin bensin selalu kita harapkan bahan bakar dan udara tersebut sudah bercampur didalam karburator dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi didalam ruang bakar. Banyak cara untuk memperoleh campuran yang baik itu didalam pasal ini hanya dibicarakan bagaimana bahan bakar dimasukan kedalam arus udara yang mengalir didalam saluran isap sebelum masuk kedalam silinder.

Gambar: 4.   Sistem Bahan Bakar komperesi pada piston
Pompa bahan bakar biasanya jenis positive displacemen mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke karburator untuk memenuhi jumlah bahan bakar yang harus tersedia didalam karburator. Pompa ini terutama dipakai apabila letak tangki lebih rendah dari pada karburator. Untuk membersihkan bahan bakar dari kotoran yang dapat mengganggu aliran atau menyumbat saluran bahan bakar, terutama saluran bahan bakar didalam karburator, digunakan filter bahan bakar. Sebelurn masuk ke dalam silinder, udara mengalir melalui karburator yang mengatur pemasukan, pencampuran dan pengabutan bahan bakar kedalam arus udara sehingga diperoleh campuran yang sesuai dengan keadaan beban dan kecepatan poros engkol. Penyempurnaan percampuran bahan bakar dan udara tersebut berlangsung baik didalam saluran isap maupun didalam silinder sebelum campuran itu terbakar. Campuran itu haruslah homogen serta perbandingan sama untuk setiap silinder. Campuran yang kaya diperlukan saat keadaan dalam beban penuh, sedangkan campuan yang miskin dalam keadaan operasi normal.
Perbandingan Bahan Bakar dan Udara:
            F=Gf/Ga

Gambar : 5. Ruang silinder saat pengapian

Saringan udara bernubungan erat dengan kinerja mesin dan iritnya bahan bakar. Jika saringan udara kotor dan tersumbat akan mcnyebabkan campuran bensin dan udara tidak sebanding. Bersihkan saringan udara setiap 5000 km, namun jika kedaraan beroprasi di daera yang berdebu sebaiknya selalu membersikan saringan udara sebelum kendaraan tersebut di gunakan
.
Gambar: 6.   Saringan udara

Udara mengalir karena diisap oleh torak didalam silinder pada waktu langkah hisap, sedangkan banyaknya diatur oleh katup gas. Dalam hal ini akan dipergunakan persamaan energi yang umum untuk proses aliran tunak ( steady ),

3.9.      Pemborosan bahan bakar karena busi
Karena selalu dipasang pada dinding ruang bakar busi sangat panas setelah mesin berjalan cukup lama. Maka busi harus dibuat dari bahan yang tahan temperatur tinggi supaya tidak cepat rusak dan tidak terlalu panas sehingga tidak mengganggu proses pembakaran. Busi hendaknya didinginkan dengan baik untuk mencegah penyalaan campuran bahan bakar dan udara sebelum waktunya. Apabila isolator dan elektroda terlalu dingin, dapat memudahkan terjadinya kerak yang mengisi sela kedua elektroda dan menghalangi terjadinya loncatan listrik. Sebaliknya jika terlalu panas isolator listrik itu cepat rusak atau membangkitkan penyalaan sebelum waktunya. Sebelum terjadi loncatan listrik antara kedua alektroda busi. Hendaknya busi didinginkan sampai ketemperaturnya cocok dengan kondisi opersinya. Tempertur busi tergantung pada luas bidang isolator yang berhadapan dengan gas panas posisi elektroda terhadap ruang bakar, serta lintasan perpindahan kalor dari ujung elektroda dan isolator ke fluida pendingin. Kondisi operasi mesin menentukan busi mana yang baik dipergunakan. Untuk mesin dengan tekanan efektif rata-rata dan putaran tinggi sebaiknya dipergunakan busi tahan terhadap panas sehingga dapat mencegah penyalaan sebelum waktunya terutama pada mesin daya tinggi. Dalam usaha melindungi ujung elektroda dari panas pembakaran dapat digunakan exstended dan rectracted electrodes. Busi yang memgunakan elektroda yang rectracted, standar dan exstended adalah busi dingin, sedang dan panas.

Gambar : 7   Busi

3.10.    Pemborosan Bahan Bakar Karena Katup
Hal demikiaan sering terjadi karena katup berfungsi sebagai pengatur keluar masuknya gas pembakaran diruang bakar. Katup terdiri dari dua macam yaitu katup masuk dan katup buang. Katup masuk berfungsi untuk mengatur pemasukan campuran bahan bakar dan udara, sedangkan katup buang untuk saluran pembuangan gas sisa pembakaran. Jika katup isap bocor, maka proses pemasukan bahan bakar dan udara kedalam ruang bakar menjadi tidak sebanding sehingga proses tidak sempurna yaitu ada sebagiaan gas pembakaran yang tidak terbakar. Jika katup buang yang bocor akan menyebabkan pembuangan tidak sempurna, yaitu ada sebagiaan gas pembakaran yang baru masuk dan ikut terbuang sebelum terbakar. Dengan terjadinya hal tersebut di atas, maka pemakaian bahanbakar menjadi boros begitu juga mengurangi tekanan pada saat kompresi.


Gambar: 8 Katup Isap dan Katup Buang


Untuk memperoleh proses kerja mesin yang baik, pembakaran harus tepat berakhir pada saat torak melampaui titik mati atas (TMA) dari langkah torak. Sehingga langkah kerja dimulai dengan tekanan gas yang setinggi mungkin jadi diperlukan penyalaan awal. Pada penyalaan awal yang terlalu besar gaya lawan yang  terjadi diatas torak akan menimbulkan getaran yang di tandai oleh suara ketukan dalam mesin. Hal seperti ini dinamakan DETONASI. Jika pembakaran mulai setelah torak melampaui titik TMA dinamakan penyalaan susulan. Pada penyalaan susulan daya yang dibangkitkan berkurang. Untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara yang miskin diperlukan perbedaan tegangan yang relatif lebih besar dari pada untuk campuran yang kaya.



















BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

Pemakaian bahan bakar
Pemakaian bahan bakar pada kendaraan terjadi saat mesin hidup saja
Perbandingan bahan bakar pada putaran tinggi adalah 15 : 1 pengertian ini merujuk pada pendapat Drs. Daryanto (teknik merawat automobil 2013: 94)
Dengan hal tesebut bahwa perbandingan pada mobil Toyota corola yang memiliki kompresi 9,3 bar
 F=Gf/Ga.rpm.i=ml/menit
Gf           = bahan bakar
Ga        = udara
i           = jumlah silinder

1.1.             Pemborosan Bahan Bakar
Pemborosan bahan bakar dikarenakan campuran bahan bakar dengan udara kurang sempurna
Hal tersebut diatas karena disebabkan:
1.      Saringan udara.
2.      Kabel busi dan distributor.
3.      Katup.
4.      Rem.
5.      Kopling.
6.      Karburator
a.       Saringan udara tidak berfungsi dengan baik.
Saringan udara adalah komponen yang mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar. Saringan udara yang rusak akan menghambat masuknya udara dan berubah fungsi sebagai chuck. Sedangkan chuck hanya dipakai bila pagi hendak menghidupkan kendaraan dengan memperbesar volume bahan bakar.
b.      Kabel busi dan distributor tidak berfungsi dengan baik.
Kedua bagian tersebut saling berhubungan. Platina yang berada di dalam distributor akan memberi arus kepada koil. Dari koil arus tegangan tinggi dikirim kembali ke distributor, seterusnya dibagi ke setiap busi/silinder. Karena arus tegangan tinggi, kerusakan pada kabel busi atau tutup distributor dapat mengacau api untuk busi.
c.       Celah katup terlalu rapat.
Bila klep terlalu rapat dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar karena pembakaran menjadi tidak sempurna.

d.      Rem tidak berfungsi dengan baik.
Karat pada silinder roda dapat membuat mesin boros, karena tenaga mesin yang dihasilkan sebagian dihambat oleh sistem rem.

e.       Free-play kopling tidak berfungsi dengan baik
Tidak adanya free play akan menyebabkan sistem kopling tidak memindahkan tenaga mesin secara sempurna (kopling selip). Penyetelan kopling yang salah akan besar pengaruhnya pada pemakaian bahan bakar.

f.       Karburator yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
Karburator yang sudah sudah tua biasanya tidak ekonomis lagi karena terjadi korosi dan penyumbatan pada saluran udara. Penyampuran bahan bakar dengan udara sangat penting dalam kaitan efisiensi.





4.2.      Mengatasi Pemborosan Bahan Bakar Karena Busi.
Pada dasarnya busi pada mesin bensin digunakan untuk memercikkan api untuk proses pembakaran. Pada busi terdapat elektroda tengah dan elektroda tepi. Diantara elektroda tengah dan elektroda tepi terdapat jarak atau celah, yang mana jarak atau celah tersebut untuk mendapatkan api. Celah atau elektroda tersebut dapat diatur sesuai dengan ketentuan yang ada pada kendaraan.
Jadi semakin jauh jaraknya, maka api yang didapat semakin kecil, semakin dekat jaraknya, maka api yang didapat semakin besar. Sehingga celah jarak diperlukan tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan elektroda tengah.
1.         Pada pemakaian busi lama atau busi yang telah dipakai.
a.   Busi yang telah lama dipakai akan terdapat kerak-kerak yang dapat mempengaruhi percikan bu'nga api.
b.   Semakin lama busi yang dipakai tidak dibersihkan atau diganti akan mempengaruhi jalanya proses pembakaran.
c.   bahan bakar yang digunakan akan lebih banyak.
2.         Pada pemakaian busi baru.
a.   Pemakaian bahan bakar lebih irit.
b.   Proses pembakaran akan lebih sempurna




4.3.      Mengatasi Pemborosan Karena Katup.
Katup sangat berperan dalam mesin bakar, untuk mengatasi pemborosan bahan bakar tersebut dapat dilakukan dengan jalan : Yang menyebabkan keborosan karena kondisi mesin yaitu:
1.   Katup kita periksa, apa terdap kerak - kerak, apabila terdapat kerak-kerak pada katup hendaknya dibeersihkan atau disekur.
2.   Apabila pegas penekan katup lemah, hendaknya diganti.
3.   Mengganti seal klep.
4.   Menyetel katup dengan keadan standar.

Tabel 4 -1  Daftar Pemeliharaan mesin

NO

NAMA BAGIAN
JAM PEMAKAIAN
TIAP HARI
50
100
300
1
Pelumas poros engkol
1
4
2

2
Air pendingin
1



3
Saluran pengedar pelumas
1



4
Saringan minyak pelumas

1

2
5
Tempat bahan bakar

4

3
6
Saringan bahan bakar


2

7
Saringan udara
1
4
3

8
Pengabut

3


9
Kedudukan katup


1

10
Baut pengikat



1


Keterangan:
Tiap akan dipakai:
1.      = Pemeriksaan
2.      = Penggantian
3.      = Dibersihkan
4.      = Jam Pertama











 
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.    Kesimpulan
Dari hasil analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan:
a.  Campuran bahan bakar harus tepat, artinya tidak terlalu miskin atau terlalu kaya.
b.  Keausan dinding silinder disebabkan karena adanya gesekan dinding silinder dengan torak.
c.  Kondisi mesin pada mator bakar sangat mempengaruhi pada proses pembakaran disamping adanya berkurang.
d.   Perawatan yang kontinyu sangat diperlukan terhadap mesin, maka usia dari pada mesin akan lama, dan menghindari adanya kerusakan kecil atau masalah.

5.2.    Saran

Setelah penyusun menganalisa, membahas dan mengamati proses pemakaian bahan bakar pada mesin 4 langkah, maka penyusun memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi bengkel yapema, adapaun saran-saran sebagai berikut:
Saat melakukan penganalisaan sebaiknya dilakukan saat mesin dalam keadaan panas karna biasanya mesin yang dalam keadaan temperature tingki RPMnya akan berbeda dengan kondisi mesin saat temperature rendah hal ini terjadi karena ruang bakar sudah panas. Setelah kendaraan telah selesai di analisa sebaiknya kendaraan di cek kembali dengan cara mengendari agar tidak terjadi kerusukan saat kendaran di oprasikan.